Sutradara
|
Ari Sihasale
|
Produser
|
Ari Sihasale
|
Penulis
|
Jeremias Nyangoen
|
Pemeran
|
- Yudi Miftahudin - Amek
- Aji Santosa - Umbe
- Fachri Azhari - Acan
- Monica Sayangbati - Minun
- Titi Sjuman - Siti Aisyah
- Ririn Ekawati - Bu Guru Imbok
- Lukman Sardi - Pak Guru Alim
- Asrul Dahlan - Zakaria
- Leroy Osmani - Pak Openg
- Dorman Borisman - Pak Jabuk
- Surya Saputra - Ketut
- Gerry Puraatmadja - Pak Haji Idrus
- Putu Wijaya - Papin
- Fanny Fadillah - Jaenady
- Adinda Fudia Hanamici - Aida
|
Musik
|
Aksan Sjuman
|
Distributor
|
Alenia
Pictures
|
Tanggal rilis
|
16 Juni 2011
|
Durasi
|
105 menit
|
Negara
|
Indonesia
|
Tema : Kekeluargaan dan Pendidikan
SINOPSIS
:
Tokoh utama dalam film
ini adalah Amek yang diperankan oleh Yudi Miftahudin. Amek adalah anak laki
laki yang terlahir dengan bibir sumbing yang mempunyai cita cita sebagai
penyiar TV. Amek tinggal bersama ibunya yang bernama Siti yang diperankan Titi
Sjuman dan kakaknya Minun yang diperankan oleh Monica Sayangbati. Amek juga
mempunyai Ayah yang bernama Zakaria yan diperankan Asrul Dahlan. Ayahnya telah
meninggalkan keluarganya berberapa tahun yang lalu untuk menjadi TKI (Tenaga
Kerja Indonesia) di Malaysia. Amek sangat rindu dengan ayahnya yang sedang
bekerja di luar Negeri. Ayahnya jarang sekali memberi uang sehingga ibu Amek
butuh berjualan makanan untuk membiayai kebutuhan sehari-hariannya. Saking
kangennya Amek, dia juga pernah menukarkan kambingnya dengan handphone karena
ingin sekali menelpon ayahnya
Sebetulnya Amek adalah
anak yang baik, namun sifatnya yang keras hati dan cenderung jahil, membuat ia
sering dihukum oleh guru-gurunya di sekolah. Tahun sebelumnya, Amek pernah
tidak lulus Ujian Nasional. Dia lebih senang nonton berita di TV. Sebaliknya
Minun kakak Amek yang duduk di bangku SMP selalu juara kelas. Ia juga sering
menjuarai lomba Matematika Se-kabupaten. Sederet piala dan sertifikat berjejer
di ruang tamu mereka. Minun adalah ikon sekolah, kebanggaan keluarga dan
masyarakat.
Minun sangat menyayangi
Amek yang lahir dengan bibir sumbing hingga sering dijadikan bahan ejekan oleh
teman-temannya. Padahal di balik cacatnya, Tuhan memberikan banyak kelebihan,
salah satunya adalah kemahirannya berkuda. Sering orang bertanya, "apa
cita-citamu kelak?" Amek tak pernah menjawab, bahkan pada gurunya
sekalipun. Ia takut akan ditertawakan karena sadar betul pada kekurangannya.
Amek, Acan, Umbe, Minun dan anak-anak sekolah Mantar sangat dekat dengan Bu
Imbok (Ririn Ekawati). Guru favorit inilah yang paling mengerti keinginan
murid-muridnya. Cita-citanya yang ditulis dalam botol menjadi teka-teki dalam
film ini.
Di luar desa indah yang
tertata rapi itu, ada sebuah pohon yang tidak begitu tinggi namun letaknya
persis di bibir tebing, menghadap ke laut lepas. Orang kampung sekitar
menyebutnya pohon cita-cita karena hampir di setiap dahannya terikat
botol-botol berisi kertas cita-cita anak-anak desa Mantar. Amek, Minun dan
teman-temannya sering berada di pohon itu
untuk ‘nongkrong’ atau mendengarkan
cerita-cerita serta petuah Papin, kiai setempat (diperankan dengan santai,
natural dan penuh karisma oleh Putu Wijaya)
Suatu hari, ayah Amek
pulang dari Malaysia. Tetapi siapa sangka, ayah Amek bukanlah orang yang jujur.
Dia mencoba menjual jam tangan palsu dengan harga yang sangat tinggi. Saat
orang tersebut meminta Zakaria untuk mengembalikan uangnya, ayah Amek bingung
karena dia sudah memakai uangnya untuk membayar hutang hutangnya. Terpaksa,
kuda Amek harus dibawa untuk jaminan. Amek sangat sedih tetapi Minun berjanji
kepada Amek kalau dia lulus ujian, Smodeng akan pulang. Ia menggunakan uang
tabungannya yang harusnya dipakai untuk melanjutkan sekolahnya untuk menebus
Smodeng. Amek kembali senang. Namun, kesenangan menurun karena ujian nasional
sudah dekat.
Setelah ujian selesai,
Anak anak di kelas 3 SMP tidak ada yang berhasil. Termasuk Minun, Minun sangat
terpukul lalu dia pergi kepohon cita cita untuk mengambil kembali kertas yang
sudah dituliskan cita citanya tersebut. Tak disangka dia jatuh dari pohon dan
meninggal dunia.
Dengan kematian kakak
yang disayanginya, Amek tentu saja sangat sedih bahkan sampai jatuh sakit.
Tentu ada hal yang bisa menghibur Amek yaitu Smodeng, kuda kesayangannya yang
masih ada dan pada saat itu ada lomba balap kuda. Amek langsung sembuh dan
mengikuti lomba balap kuda bersama Smodeng. Ada lagi hal yang menggembirakan
bagi Amek yaitu ketika hasil Ujian Nasional SD diumumkan, hasilnya Amek dan
seluruh siswa kelas 6 SD disekolahnya lulus. Masih ada lagi sumber kegembiraan,
Bu Guru Imbok dan dibantu Ketut bisa mengusahakan penyembuhan cacat bibir
sumbing Amek.
Tiga bulan kemudian,
bibir Amek sudah normal seperti anak-anak lainnya kemudian bersama 2 sahabatnya
yaitu Umbe dan Acan ia berjanji akan belajar lebih giat untuk mencapai
cita-citanya. Amek bersama teman-temannya, Bu Guru Imbok dan juga semua yang
dekat dengan amek merayakan keberhasilan mereka di Ujian Nasional dengan melepas
kumbang-kumbang yang digantungi kertas cita-cita mereka.
KEKURANGAN
DAN KELEBIHAN
Menurut saya, banyak aktor dan aktris
yang bermain di film ini mempunyai bakat akting yang sangat terbatas
dikarenakan mereka tidak mempunyai pengalaman yang banyak di bidang tersebut.
Tetapi untuk aktor cilik yang tidak mempunyai banyak pengalaman, perannya cukup
bagus. Akhir dari film ini tidak menarik dan tidak terlalu masuk akal, saat
Minun meninggal. Film ini mempunyai durasi yang sangat panjang. Film ini juga
menggambarkan persahabatan. Persahabatan adalah bagian yang sangat penting di
film ini. Selain keluarga teman temannyalah yang selalu ada didekat Amek, dan
yang selalu menolong Amek. Contohnya saat Amek dimarahi gurunya, temen temannya
pun menyalahkan mereka sendiri dan ikut dihukum. Secara kesuluruhan, film
ini mempunyai pesan yang sangat jelas yaitu untuk menggantungkan cita citamu
setinggi langit.
HASIL ANALISIS KONFLIK BATIN PADA TOKOH
UTAMA DALAM FILM SERDADU KUMBANG
Implementasi
konflik batin dalam film Serdadu Kumbang karya
Jeremias Nyangoen dalam pembelajaran sastra di SMA.
Film Serdadu
Kumbang terdapat unsur-unsur yang dapat dianalisis oleh
para peserta didik, sehingga film Serdadu Kumbang
dapat diimplementasikan dalam pembelajaran sastra di SMA pada kelas XI semester
II dengan Kompetensi Inti: 3 Memahami,
menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin taunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni budaya, dan humanioradengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradabanterkait penyebab fenomena dan kejadian, sertamenerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah. Kompetensi Dasar : 3.3 Menganalisis
ulasan/reviu film/drama baik melaui lisan maupun tulisan.Hasil penelitian ini
berupa struktur analisis film yaitu unsur intrinsik (tema, penokohan, alur, dan
latar) dan unsur ekstrinsik (konflik batin).
Berdasarkan hasil
penelitian dan pembahasan dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut.
1. Bagi siswa, hendaknya belajar
sungguh-sungguh sehingga memiliki kepribadian yang baik membantu memotivasi
sehingga memiliki kemauan untuk belajar.
2. Bagi guru, hendaknya selalu menanamkan
pada siswa mengenai kepribadian yang dapat meningkatkan siswa dalam belajar.
3. Bagi sekolah, hendaknya memantau siswa
dengan sungguh-sungguh dan memberikan fasilitas belajar yang lengkap agar
belajar mengajar bisa berjalan secara maksimal.
4. Masyarakat pembaca dan penikmat sastra,
menanamkan kepribadian yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan hasil
penelitian mengenai konflik batin pada film Serdadu Kumbang
karya Jeremias Nyangoendapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Jeremias Nyangoen lahir di Pontianak, 29 Juni 1968 adalah aktor Indonesia, seorang
penulis skenario dan produser yang hebat. Hal itu terlihat dari beberapa film
yang digarap Jeremias Nyangoen berhasil menarik perhatian masyarakat. Selain
film Serdadu Kumbang, film yang telah
diproduseri Jeremias adalah film Kanibal – Sumanto (2004), Di Timur
Matahari (2012), Denias, Senandun Di Atas Awan (2006),
dan masih banyak lagi. Melalui karya-karyanya Jeremias mendapatkan banyak
penghargaan. Salah satunya Piala Citra di Festival Film Indonesia, kategori
skenario asli terbaik pada film Denias, Senandung Di Atas Awan.
2.
Film Serdadu Kumbang menunjukkan
adanya hubungan fungsional antar unsurnya. Hal ini dapat dilihat dari jalannya
cerita yang saling melengkapi antara tema pendidikan tetapi Amek yang mempunyai
kekurangan karena bibir sumbing selalu mendapat hukuman disekolah karena sering
terlambat sekolah dan suka menggangu teman-teman sebenarnya Amek anak yang
baik. Tokohnya adalah Amek, Acan, Umbe, Siti, Zakaria, Bu Guru Imbok, Papin,
dan Jaenady. Alur dalam Film Serdadu Kumbang menggunakan alur maju. Latar yang
digunakan dalam film ini ada tiga, yakni latar tempat, waktu, dan sosial.
5. Analisis
Konflik Batin tokoh utama film Serdadu Kumbang menggunakan
kajian psikologi sastra.
Konflik yang dialami tokoh utama ada
dua, yaitu konflik mendekat-mendekat dan mendekat-menjauh. Adapun hasil
analisis-analisis konflik batin tokoh utama dalam film Serdadu
Kumbang karya Jeremias Nyangoen adalah sebagai berikut.
Konflik batin mendekat-mendekat dan konflik mendekatmenjauh.
KESIMPULAN
Saya kagum dengan tokoh Amek yang diperankan Yudi
Miftahuddin bersama dua sahabatnya Umbe dan Acan. Para bocah ini memiliki
semangat juang yang tinggi dalam meraih cita-citanya kendati dalam kondisi
hidup yang serba kekurangan. Film Serdadu Kumbang layak menjadi tontonan
anak-anak, karena perjuangan mereka dalam meraih cita-cita patut menjadi contoh
bagi anak-anak yang lain.
Oleh :
Nama : Mu'ti Maharani
Kelas : II
Sekolah : SLTP N 2 Kedawung, Desa Kedawung, Kec. Kedawung, Kab. Sragen
Ulasan ini bertujuan untuk mengikuti Lomba Ulasan Singkat Film Indonesia